Selasa, 21 Juni 2016

20.09 - No comments

Nilai Pendidikan di Bulan Ramadhan

            Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang mana seluruh umat muslim diseluruh dunia tidak sabar menantikan kehadirannya. Penantian yang terkesan lama tidak lantas membuat umat muslim merasa sia-sia melakukannya karena pada suatu hadis, nabi bersabda, “Tak ada seseorang yang berpuasa sehari saja karena Allah, melainkan Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari api neraka dalam jarak tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadist lain Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadan. bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa padanya.” (HR Ahmad). Bulan yang amat ditunggu ini menjadi sangat sakral. Keberkahan berdatangan dari segala penjuru.  Di dalam hadis yang lain Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk menyambut bulan Ramadhan ini dengan semangat kegembiraan. Mengingat bulan Ramadhan merupakan puncaknya segala bulan dimana terdapat banyak keutamaan yang menyertainya terutama dalam hal pendidikan untuk pembentukan karakter ummat. Malam yang istimewa juga akan turun di bulan ini dan setiap tahun Allah memberikan peluang yang sama bagi setiap ummatnya, hanya orang-orang yang beruntung yang dapat menjadikan dirinya lebih baik dari sebelumnya. Malam itu disebut malam lailatul qadr dimana Allah menurunkan para malaikat untuk mengatur urusan yang ada di bumi hingga fajar menyingsing seperti firman Allah berikut,
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)
 Bulan ini ummat manusia akan benar-benar diuji bagaimana ketakwaan dan keimanannya kepada Allah SWT. Dimana Allah menguji kita secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di bulan ramadhan untuk memasuki jenjang atau tahap keimanan yang selanjutnya. Untuk dapat memasuki kelas yang lebih tinggi tentu harus melalui ujian yang akan menentukan kita naik atau tidak ke kelas tersebut. Di dalam ujian tentu ada batasan atau standar yang harus dicapai agar dapat dikatakan lulus atau naik kelas. Begitu pula yang dilakukan di bulan ramadhan ini adalah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah. Lailatul qadr juga menjadi bonus gratis berlipat ganda, barang siapa mendapatkan keutamaan seperti beribadah selama 1000 bulan atau setara dengan 80 tahun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Mengapa Allah Memberikan Ujian di Bulan Suci Ramadhan?
            Di bulan Ramadhan sebenarnya terdapat banyak kandungan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran yang harus dipahami dan dijalankan oleh kaum muslimin agar pesan-pesan Allah SWT. melalui kehadiran bulan Ramadhan dapat tersampaikan dan dapat dijadikan media sarana efektif untuk mendekatkan diri pada Ilahi. Ibnu Qayyim juga menyebutkan tentang hakikat bulan suci Ramadhan yaitu ”Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering dirasakan para fakir miskin”. Dengan puasa kita dapat merasakan penderitaan yang dirasakan oleh fakir miskin, perut terasa sakit, dan bahkan mereka hidup dalam kekuranagan serta kesederhanaan. Allah menginginkan hati kita hidup dan peka terhadap masalah sosial, tidak hanya peduli terhadap diri sendiri dan Illahi tetapi agama juga menjadikan kita untuk saling berbagi terhadap sesama, tidak mengacuhkannya tetapi saling membantu dan menghargai satu sama lain.
            Allah mengajarkan kita bagaimana cara mensyukuri hal-hal kecil seperti nafas yang masih berhembus saat ini hingga kita dapat kembali menemui bulan ramadhan yang akan segera tiba ini. Allah menjadi murabbi yang turun langsung mengajari ummatnya melalui puasa. Puasa adalah ibadah yang tidak terlihat karena yang mengetahui hanya diri sendiri dan Allah. Hal ini akan membuat kita lebih mawas diri. Belajar untuk jujur terhadap diri sendiri tentang amalan puasa yang kita lakukan dan amalan-amalan lain di bulan suci ini.  Tingkah laku di bulan ramadhan sangat diperhitungkan dan menjadi penentu. Segala pahala dan dosa akan diterima sebagai balasannya. Jika ujian yang kita mampu melewati ujiannya dengan baik maka kita akan mendapatkan karomah setelahnya. Ummat yang taat pada-Nya akan berhasil lulus dengan mendapat gelar muttaqin.

Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung
            Nilai-nilai karakter seseorang akan muncul jika ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah di bulan puasa. Karakter itu akan melekat kuat seiring kesungguhan yang tanamkan. Nilai pendidikan yang dapat diambil salah atunya adalah pendidikan jihad terutama melawan hawa nafsu. Selain itu adalah nilai silahturahim dan saling memaafkan di bulan suci ini. Kebencian akan sirna seiring keteguhan iman yang ia miliki. Selanjutnya adalah spiritualitas kepada Illahi yang telah memberi kekuatan untuk melewati setiap ujian dan keberkahan setiap tarikan nafas. Selama bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah yang sifatnya sunnah. Hakikatnya semua kebiasaan aktivitas jasmani dan ruhani ini melatih diri untuk menyandarkan bahwa sejatinya adalah semua yang kita lakukan adalah tidak lain untuk beribadah kepadaNya. Inilah rahasia emas bulan Ramadhan untuk Umat Islam  menuju ketakwaan yang sesungguhnya sebagai tujuan dari kewajiban puasa itu sendiri. (QS 2:183).

            Dan nilai yang terakhir adalah nilai pendidikan untuk generasi penerus bangsa. Bulan Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk orang tua membentuk karakter seorang pemimpin agama dan negara dalam diri anak-anaknya. Maka dari itu orang tua bisa mendaftarkan ana-anaknya bergabung sekurang-kurangnya mengikuti pesantren kilat yang di adakan di sekolah mereka atau di masjid sekitar rumah.  Di pesantren kilat pengetahuan tentang agama akan bertambah, mereka tidak hanya akan cerdas dalam ilmu umum seperti yang mereka dapatkan di sekolah tetapi juga ilmu agama yang mumuni untuk menjadi penerus bangasa ynag memiliki kecerdasan dan akhlak mulia. Wallahua’lam bi Shawabb… (Tika Lutfia)

0 komentar:

Posting Komentar