20.09 -
No comments


Nilai Pendidikan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah
bulan suci yang mana seluruh umat muslim diseluruh dunia tidak sabar menantikan
kehadirannya. Penantian yang terkesan lama
tidak lantas membuat umat muslim merasa sia-sia melakukannya karena pada suatu hadis,
nabi bersabda, “Tak ada seseorang yang berpuasa sehari saja karena Allah,
melainkan Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari api neraka dalam jarak tujuh
puluh tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadist lain Rasulullah SAW juga pernah
bersabda, “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadan. bulan yang
diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa padanya.” (HR Ahmad).
Bulan yang amat ditunggu ini menjadi sangat sakral. Keberkahan berdatangan dari
segala penjuru. Di dalam hadis yang lain
Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk menyambut bulan Ramadhan ini
dengan semangat kegembiraan. Mengingat bulan Ramadhan merupakan puncaknya
segala bulan dimana terdapat banyak keutamaan yang menyertainya terutama dalam
hal pendidikan untuk pembentukan karakter ummat. Malam yang istimewa juga akan
turun di bulan ini dan setiap tahun Allah memberikan peluang yang sama bagi
setiap ummatnya, hanya orang-orang yang beruntung yang dapat menjadikan dirinya
lebih baik dari sebelumnya. Malam itu disebut malam lailatul qadr dimana
Allah menurunkan para malaikat untuk mengatur urusan yang ada di bumi hingga
fajar menyingsing seperti firman Allah berikut,
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)
Bulan ini ummat manusia akan benar-benar diuji
bagaimana ketakwaan dan keimanannya kepada Allah SWT. Dimana Allah menguji kita
secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di bulan ramadhan
untuk memasuki jenjang atau tahap keimanan yang selanjutnya. Untuk dapat
memasuki kelas yang lebih tinggi tentu harus melalui ujian yang akan menentukan
kita naik atau tidak ke kelas tersebut. Di dalam ujian tentu ada batasan atau
standar yang harus dicapai agar dapat dikatakan lulus atau naik kelas. Begitu
pula yang dilakukan di bulan ramadhan ini adalah untuk menjadi pribadi yang lebih
baik dari sebelumnya, meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah. Lailatul
qadr juga menjadi bonus gratis berlipat ganda, barang siapa mendapatkan
keutamaan seperti beribadah selama 1000 bulan atau setara dengan 80 tahun.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Mengapa Allah Memberikan Ujian di
Bulan Suci Ramadhan?
Di
bulan Ramadhan sebenarnya terdapat banyak kandungan nilai-nilai pendidikan dan
pengajaran yang harus dipahami dan dijalankan oleh kaum muslimin agar
pesan-pesan Allah SWT. melalui kehadiran bulan Ramadhan dapat tersampaikan dan
dapat dijadikan media sarana efektif untuk mendekatkan diri pada Ilahi. Ibnu
Qayyim juga menyebutkan tentang hakikat bulan suci Ramadhan yaitu ”Puasa dapat
mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan
sering dirasakan para fakir miskin”. Dengan puasa kita dapat merasakan penderitaan
yang dirasakan oleh fakir miskin, perut terasa sakit, dan bahkan mereka hidup
dalam kekuranagan serta kesederhanaan. Allah menginginkan hati kita hidup dan
peka terhadap masalah sosial, tidak hanya peduli terhadap diri sendiri dan Illahi
tetapi agama juga menjadikan kita untuk saling berbagi terhadap sesama, tidak
mengacuhkannya tetapi saling membantu dan menghargai satu sama lain.
Allah
mengajarkan kita bagaimana cara mensyukuri hal-hal kecil seperti nafas yang
masih berhembus saat ini hingga kita dapat kembali menemui bulan ramadhan yang
akan segera tiba ini. Allah menjadi murabbi yang turun langsung
mengajari ummatnya melalui puasa. Puasa adalah ibadah yang tidak terlihat
karena yang mengetahui hanya diri sendiri dan Allah. Hal ini akan membuat kita
lebih mawas diri. Belajar untuk jujur terhadap diri sendiri tentang amalan puasa
yang kita lakukan dan amalan-amalan lain di bulan suci ini. Tingkah laku di bulan ramadhan sangat diperhitungkan
dan menjadi penentu. Segala pahala dan dosa akan diterima sebagai balasannya.
Jika ujian yang kita mampu melewati ujiannya dengan baik maka kita akan
mendapatkan karomah setelahnya. Ummat yang taat pada-Nya akan berhasil
lulus dengan mendapat gelar muttaqin.
Nilai-Nilai Pendidikan yang
Terkandung
Nilai-nilai
karakter seseorang akan muncul jika ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah
di bulan puasa. Karakter itu akan melekat kuat seiring kesungguhan yang
tanamkan. Nilai pendidikan yang dapat diambil salah atunya adalah pendidikan jihad
terutama melawan hawa nafsu. Selain itu adalah nilai silahturahim dan saling
memaafkan di bulan suci ini. Kebencian akan sirna seiring keteguhan iman yang
ia miliki. Selanjutnya adalah spiritualitas kepada Illahi yang telah memberi
kekuatan untuk melewati setiap ujian dan keberkahan setiap tarikan nafas.
Selama bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah yang
sifatnya sunnah. Hakikatnya semua kebiasaan aktivitas jasmani dan ruhani ini
melatih diri untuk menyandarkan bahwa sejatinya adalah semua yang kita lakukan
adalah tidak lain untuk beribadah kepadaNya. Inilah rahasia emas bulan Ramadhan
untuk Umat Islam menuju ketakwaan yang sesungguhnya sebagai tujuan dari kewajiban
puasa itu sendiri. (QS 2:183).
Dan
nilai yang terakhir adalah nilai pendidikan untuk generasi penerus bangsa.
Bulan Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk orang tua membentuk karakter
seorang pemimpin agama dan negara dalam diri anak-anaknya. Maka dari itu orang
tua bisa mendaftarkan ana-anaknya bergabung sekurang-kurangnya mengikuti
pesantren kilat yang di adakan di sekolah mereka atau di masjid sekitar rumah. Di pesantren kilat pengetahuan tentang agama
akan bertambah, mereka tidak hanya akan cerdas dalam ilmu umum seperti yang
mereka dapatkan di sekolah tetapi juga ilmu agama yang mumuni untuk menjadi
penerus bangasa ynag memiliki kecerdasan dan akhlak mulia. Wallahua’lam bi
Shawabb… (Tika Lutfia)